ads
ads ads ads ads

Jumat, 23 Desember 2011

Konsepsi Pendidikan Rasulullah SAW (Konsep Nabawi)

Bismillahirrahmanirrahim. Postingan Edukasi Sepanjang Masa (ESM) kali ini akan menulis tentang konsep belajar dan pembelajaran Rasulullah SAW. Yang nyatanya memang suatu konsep pendidikan yang matang dan sangat kondisional dari masa ke masa hingga saat ini.

Jika kita menyimak segala aspek kehidupan Rasulullah SAW, maka kita akan menemukan lautan keajaiban-keajaiban yang seolah tiada tepinya. Baik itu dalam cara beliau memimpin, cara beliau bergaul termasuk cara beliau mendidik ummatnya. Di sana akan terlihat jelas, bagaimana dengan sarana dan prasarana yang minimal, beliau menapatkan hasil yang maksimal.

Para sahabat nabi umumnya adalah manusia-manusia yang secara akademis sangat tertinggal di banding bangsa-bangsa di sekitar Arabia. Seperti bangsa Mesir, bangsa Romawi ataupun bangsa Persia. Mereka adalah bangsa-bangsa tua yang sellama ratusan tahun telah akrab denga dunia tulis menulis, dunia perdebatan, dunia riset dan dunia buku. Sementara bangsa Arab saat itu hanya mengenal bersyair, ilmu berkuda dan riwayat-riwayat suku-suku. Karena itulah, kita hampir tidak menemukan satu pun peninggalan sejarah dalam bentuk fisik yang dihasilkan bangsa Arab sebelum Islam. Apalagi dalam bentuk tertulis.

Namun ketika Rasulullah SAW bangkit menyampaikan Islam, maka dengan secepat kilat bangsa Arab bangkit laksana raksasa yang baru bangun dari tidurnya. Secara militer, mereka telah melakukan pergerakan yang sedemikian cepat dengan menumbangkan para penguasa dzalim pada masa itu. Yaitu Kaisar Romawi di barat dan Maharaja Parsi di timur. Sementara secara moral, mereka telah menunjukkan dengan apik sebuah model pemerintahan yang melayani rakyat sebagai ganti periode sebelumnya dimana rakyat bukan hanya pelayan dari penguasa. Namun telah menjadi budak para penguasa. Dan dibidang kebudayaan, bangsa Arab yang bodoh telah bergerak cepat mengambil alih berbagai peradaban tua dan menyinarinya dengan cahaya Islam. Hingga kemudian lahirlah para ilmuwan Islam yang cukup terkenal hingga saat ini. Seperti Ibnu Sina ( kedokteran ), Al Mawardi ( ketatanegaraan ), Asy Syafi’I ( hukum ) dan lain-lain.

Yang menjadi pertanyaan bagi para pendidik adalah apakah rahasia Rasulullah SAW mendidik seorang jagoan kampung semacam Khalid bin Walid sehingga menjadi jenderal tak terkalahkan pada masanya. Atau preman pasar semacam Umar bin Khatab yang kemudian menjadi kepala negara yang susah dicari tandingannya di masa sekarang. Bagaimana budak semacam Salman Al Farisi yang sebelumnya hanya mengenal cara menanam dan merawat kurma di Madinah bisa menjadi gubernur yang sukses di Persia. Dan bagaimana pengembala kambing seperti Abdullah bin Mas’ud bias menjadi ahli tafsir Al Qur’an ?

Ada beberapa rahasia keberhasilan pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah shallallah ‘alayhi wa aalihi wa sallam.

Pertama adalah bahwa basis pendidikan yang beliau bangun adalah Iman. Hingga dengan keyakinan inilah, kemudian muncul pribadi-pribadi yang bisa mengendalikan diri dan pribadi-pribadi yang meyakini bahwa apa pun yang mereka lakukan kelak akan dimintai pertanggungan jawaban oleh Allah SWT. Sehingga akhirnya dari pancaran keimanan ini muncul pribadi-pribadi yang jujur, bertanggung jawab, amanah dan berakhlak mulia.

Kedua adalah bahwa Rasulullah SAW menjadikan akhlak sebagai bagian yang sangat penting dalam proses pembinaan ummat yang beliau lakukan. Hal ini beliau sampaikan dalam khutbah-khutbah yang beliau lakukan. Disamping itu, dalam kesempatan berbincang-bincang dan bergaul dengan para sahabat, beliau sangat menekankan aspek akhlak ini kepada mereka. Dan yang tak kalah pentingnya adalah bahwa Rasulullah SAW memberikan contoh konkret bagaimana bentuk akhlak yang mulia ini melalui perilaku belau sehari-hari. Haingga dari hasil pendidikan akhlak yang beliau lakukan, lahirlah insan-insan yang berbudi pekerti mulia. Dan ternyata kelak akhlak mulia yang dimiliki para sahabat ini menjadi modal yang besar bagi mereka dalam meraih kesuksesan dalam perjuangan yang mereka lakukan.

Ketiga adalah pendidikan berbasis minat dan bakat. Rasulullah SAW sangat tahu bahwa masing-masing sahabat beliau memiliki kelebihan-kelebihan dan keunikan-keunikan dimana yang satu berbeda dengan yang lain. Karena itulah, beliau tidak membebani mereka untuk melakukan sesuatu yang diluar bakat dan kapasitas alamiah mereka. Hingga akhirnya timbuhlah manusia-manusia istimewa dengan basis bakat alamiah mereka masing-masing.

Khalid bin Walid misalnya. Ia dari awal memiliki bakat kemiliteran yang menonjol. Karena itulah, Rasulullah shallallah ‘alayhi wa aalihi wa sallam membina Khalid agar menjadi panglima perang yang handal. Bukan menjadi ahli pengobatan atau ahli hukum. Zaid bin Haritsah lain lagi. Sahabat Nabi yang satu ini memiliki minat dan bakat dalam bidang berhitung dan bahasa asing. Maka sejak dini Rasulullah SAW membimbing Zaid sehingga ia menjadi ahli faroidh ( hukum waris ) disamping menjadi juru bahasa beliau dan sekretaris pribadi. Sementara Abdurrahman bin Auf memiliki bakat di bidang perdagangan. Maka beliau pun membinanya hingga akhirnya Abdurrahman bin Auf menjadi salah satu konglomerat Islam yang banyak memberikan sumbangan harta bagi kejayaan Islam dan kaum muslimin. Demikian juga dengan para sahabat yang lain. Mereka dibina oleh Rasulullah shallallah ‘alayhi wa aalihi wa sallam sesuai dengan bakat mereka masing-masing.
Keempat adalah pendidikan dengan basis doa dan riyadhoh ( tirakat ). Rasulullah SAW mengajarkan bahwa doa adalah sesuatu yang penting bagi setiap mukmin. Dan beliau pun memberi contoh bagaimana berdoa dalam berbagai situasi dan kondisi. Dengan berdoa dan riyadhoh, potensi lahiriah yang sebenarnya terbatas dapat dilipat gandakan dayagunanya sehingga dapat melebihi keadaan apabila tidak disertai doa.
Dengan demikian, upaya yang dilakukan bukan sekedar bertumpu pada kemampuan lahiriyah, namun juga didukung oleh ” kuasa langit ” sehingga kesuksesan dan kejayaan bisa diraih. Inilah yang juga sangat ditekankan oleh Al Qur’an dan Sunnah. Karena itulah, jika kita melihat kehidupan para sahabat Nabi, mereka ternyata adalah pelaku-pelaku olah spiritual yang sangat kuat dan ini menjadi salah satu rahasia keksuksesan dalam hidup mereka.

Dari semua dasar pendidikan di atas, hingga akhirnya muncul sekelompok manusia dengan keunikan masing-masing, berakhlak mulia serta dengan modal keimanan dan laku spiritual yang kuat, yang menyatu dalam Jama’ah Islam, bergerak dalam satu komando untuk menegakkan agama Allah SWT. Inilah rahasia mengapa pendidikan yang beliau lakukan membuahkan hasil yang gemilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kabar berita dari langit

kampoeng damaikoe