ads
ads ads ads ads

Sabtu, 31 Desember 2011

<style>
.forum {width: 650px}
</style>
<a id="nabblelink" href="http://e-s-m-discussion.2315547.n4.nabble.com/">E.S.M Discussion</a>
<script src="http://e-s-m-discussion.2315547.n4.nabble.com/embed/f4238973"></script>
»»  Read more...

Jumat, 30 Desember 2011

Belajar dari Pohon Pisang dan Puah Pisang

Sahabat-sahabat E.S.M tercinta
Mudah-mudahan pada petang hari ini kalian masih senantiasa diberkahi dan dirahmati oleh Allah SWT sehingga senantiasa dapat melakukan aktifitas apapun dan tentunya yang bermanfaat bagi sahabat-sahabat semua. Sebagai rasa syukur kita ata karunia hidup yang diberikan oleh Allah sang Pencipta alam semerta ini.

Pada kesempatan kali ini E.S.M mengajak kepada sahabat-sahabat untuk belajar tentang hikmah alam semesta dan kali ini sedikit mengupas tentang salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang mungkin mayoritas dari kita belum pernah mengupasnya dalam bentuk hikmah apa yang terkandung di dalam penciptaannya tersebut. Dan bagi yang sudah mengetahui, artikel ini hanya sebagai pengingat sekaligus motivasi bagi sahabat-sahabat tercinta.

Pohon pisang, suatu pohon yang sering kita dapati di sekitar kita ini ternyata dapat memberikan hikmah yang sangat besar bagi kita, khususnya bagi mereka yang mau mempelajari dan mengambil pelajaran yang tersirat dari pohon pisang. Meskipun terlihat remeh, namun akan memberikan suatu motivasi yang sangat besar bagi kita. Jika kita perhatikan dengan seksama, pohon pisang hanya tumbuh sekali dan hidup satu kali di masanya. Maksud kami, dia hanya tumbuh sebelum ia berbuah dan memberikan buah yang berwujud pisang yang bisa dimakan oleh manusia. Ia tidak akan mati sebelum memberikan manfaat yang bisa diambil darinya. Ia akan selalu tumbuh dan tumbuh sebelum berbuah, walaupun kita menebasnya berkali-kali. -Tumbuh dalam arti bertunas dan akan terus demikian jika kita menebasnya-

Buah Pisang, suatu buah yang dihasilkan dari pohon pisang. Ia bisa dimanfaatkan oleh manusia sebagai makanan yang kaya akan manfaat, gizi, dan dapat diolah menjadi bentuk apapun untuk makanan. Contohnya keripik pisang, getuk pisang, dll. Meskipun itu juga salah satu manfaat dari buah pisang, tapi bukan itu yang kami maksud dalam judul artikel di atas. Yang kami maksud adalah ketika pisang matang, kalau kita mampu memperhatikannya ia akan matang bersama-sama, kulit dan isi (daging) nya. Tidak ada pisang yang matang dagingnya dulu lantas kulitnya. Begitupun sebaliknya, kulit matang terlebih dahulu lantas disusul isi (daging) nya, tidak demikian adanya. Kulit dan isi pisang (daging) akan selalu matang bersama-sama.

Pelajaran yang dapat kita ambil dari pohon pisang dan buah pisang:

1. Pohon pisang tidak akan pernah mati sebelum membuahkan pisang. Artinya, ia tidak akan mati sebelum memberikan manfaat bagi manusia atau makhluk Allah yang lainnya. Alangkah hebatnya manusia yang mampu menerapkan permisalan ini di dalam hidupnya. Dia akan selalu memberikan manfaat bagi manusia lainnya sepanjang hidupnya. "Khoirunnaasi anfa'ahum linnaasi" Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
2. Buah pisang akan selalu matang bersama-sama antara kulit dan isi (daging) nya. Hikmah yang bisa kita petik adalah buah ini memberikan pelajaran untuk kita bahwa kita dianjurkan untuk selalu jujur -jujur dalam perkataan dan perbuatan- dimana perkataan di mulut dan perbuatan sesuai dengan apa yang terdetik di dalam hatinya, fikiran, dan akalnya. Begitulah seharusnya sesuai dengan anjuran-anjuran yang disarankan oleh agama yang diajarkan Rasulullah SAW. Dan ini telah dicontohkan beliau dengan gelar yang ditempelkan pada beliau bahwa Muhammad adalah orang yang paling jujur (Al-Amin) dan bisa dipercaya. Ini telah diakui oleh kalangan para sahabat-sahabat beliau maupun musuh-musuh Islam (Non Muslim).

Semoga dapat memberi manfaat untuk sahabat-sahabat pembaca E.S.M yang tercinta. [al-Ly]
»»  Read more...

Selasa, 27 Desember 2011

Pelatihan Pers dan Jurnalistik

Institut Studi Islam Darussalam telah membina kerjasama dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan dalam kesempatan pelatihan Pers dan Jurnalistik yang diselenggarakan di ISID mengundang TIM ICT UNS untuk menjadi narasumber dalam pemanfaatan E-Learning dalam dunia pendidikan.

Salah satu bidang yang mulai menggunakan blog yaitu sektor pendidikan. Sektor pendidikan membutuhkan suatu teknologi yang popular untuk dapat memenuhi kebutuhan beberapa pihak sebagai stakeholder pendidikan. Teknologi internet untuk pendidikan di Indonesia pertama dicetus oleh DEPDIKNAS melalui Jardiknasnya.

Jardiknas adalah singkatan dari jejaring pendidikan nasional merupakan program pengembangan infrastruktur jaringan online skala nasional (National Wide Area Network) yang dibangun oleh Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) Pemerintah Republik Indonesia untuk menghubungkan antar institusi dan komunitas pendidikan se-Indonesia. Melalui jardiknas itu, sekolah, kantor/ institusi pendidikan, perguruan tinggi, di seluruh Indonesia dapat tergabung menjadi satu simpul jaringan yang dapat diakses oleh kalangan pendididikan. Melalui Jardiknas pertukaran informasi menjadi sangat mudah. Semua yang terkoneksi dengan Jardiknas itu dapat melakukan Video Conference dalam waktu yang bersamaan. Suatu inovasi yang sangat popular untuk kemajuan pendidikan.

Begitu juga dengan Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor yang sudah mulai memanfaatkan teknologi informasi sejak lama. Hal ini dapat dilihat dari adanya sumber informasi yang memadai di dunia maya mengenai ISID Gontor. Selain itu, ISID Gontor juga telah memanfaatkan media website dan pembelajaran berbasis ICT untuk lebih memanfaatkan TIK untuk dunia pendidikan.

Melihat semakin berkembangnya teknoloni komunikasi dan informasi khususnya aplikasinya di bidang pendidikan, sebagai wujud implementasi TIK di ISID Gontor maka Mahasiswa juga diikutsertakan untuk terbiasa dengan dunia TIK. Mahasiswa telah dibuatkan Blog Mahasiswa yang berdomain ISID Gontor ( http://mahasiswa.isid.gontor.ac.id ).

Diharapkan dengan tersedianya Blog Mahasiswa ini maka mahasiswa khususnya di ISID Gontor ini dapat menggunakan Blog Mahasiswa ini sebagai media untuk menyampaikan pembelajaran online atau untuk publikasi materi yang dimiliki oleh Mahasiswa tersebut. Dengan pembelajaran online dan publikasi materi ini maka perkembangan pendidikan juga akan bergerak cepat, karena ada suatu literature baru yaitu Blog Mahasiswa ISID Gontor yang akan membuat mahasiswa-mahasiswa mempunyai fasilitas situs pribadi yang dapat digunakan untuk media ajar dan media publikasi (Jumhur-gontor.ac.id)
»»  Read more...

Minggu, 25 Desember 2011

Dr Sutomo - Pendiri Budi Utomo

Biografi Dr SutomoDokter Sutomo yang bernama asli Subroto ini lahir di desa Ngepeh, Jawa Timur, 30 Juli 1888. Ketika belajar di STOVIA (Sekolah Dokter), ia bersama rekan-rekannya, atas saran dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan Budi Utomo (BU), organisasi modem pertama di Indonesia, pada tanggal 20 Mei 1908, yang kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Kelahiran BU sebagai Perhimpunan nasional Indonesia, dipelopori oleh para pemuda pelajar STOVIA (School tot Opleiding voor Indische Artsen) yaitu Sutomo, Gunawan, Suraji dibantu oleh Suwardi Surjaningrat, Saleh, Gumbreg, dan lain-lain. Sutomo sendiri diangkat sebagai ketuanya.

Tujuan perkumpulan ini adalah kemajuan nusa dan bangsa yang harmonis dengan jalan memajukan pengajaran, pertanian, peternakan, perdagangan, teknik dan industri, kebudayaan, mempertinggi cita-cita kemanusiaan untuk mencapai kehidupan bangsa yang terhormat.

Budi UtomoKemudian kongres peresmian dan pengesahan anggaran dasar BU diadakan di Yogyakarta 5 Okt 1908. Pengurus pertama terdiri dari: Tirtokusumo (bupati Karanganyar) sebagai ketua; Wahidin Sudirohusodo (dokter Jawa), wakil ketua; Dwijosewoyo dan Sosrosugondo (kedua-duanya guru Kweekschool), penulis; Gondoatmodjo (opsir Legiun Pakualaman), bendahara; Suryodiputro (jaksa kepala Bondowoso), Gondosubroto (jaksa kepala Surakarta), dan Tjipto Mangunkusumo (dokter di Demak) sebagai komisaris.


Sutomo setelah lulus dari STOVIA tahun 1911, bertugas sebagai dokter, mula-mula di Semarang, lalu pindah ke Tuban, pindah lagi ke Lubuk Pakam (Sumatera Timur) dan akhirnya ke Malang. Saat bertugas di Malang, ia membasmi wabah pes yang melanda daerah Magetan.


gedung STOVIA (School tot Opleiding voor Indische Artsen)Ia banyak memperoleh pengalaman dari seringnya berpindah tempat tugas. Antara lain, ia semakin banyak mengetahui kesengsaraan rakyat dan secara langsung dapat membantu mereka. Sebagai dokter, ia tidak menetapkan tarif, bahkan adakalanya pasien dibebaskan dari pembayaran.

Kemudian ia memperoleh kesempatan memperdalam pengetahuan di negeri Belanda pada tahun 1919. Sekembalinya di tanah air, ia melihat kelemahan yang ada pada Budi Utomo. Waktu itu sudah banyak berdiri partai politik. Karena itu, ia ikut giat mengusahakan agar Budi Utomo bergerak di bidang politik dan keanggotaannya terbuka buat seluruh rakyat.


Kemudian pada tahun 1924, ia mendirikan Indonesische Studie Club (ISC) yang merupakan wadah bagi kaum terpelajar Indonesia. ISC berhasil mendirikan sekolah tenun, bank kredit, koperasi, dan sebagainya. Pada tahun 1931 ISC berganti nama menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Di bawah pimpinannya, PBI berkembang pesat.

Makam Dr SutomoSementara itu, tekanan dari Pemerintah Kolonial Belanda terhadap pergerakan nasional semakin keras. Lalu Januari 1934, dibentuk Komisi BU-PBI, yang kemudian disetujui oleh kedua pengurus-besarnya pertengahan 1935 untuk berfusi. Kongres peresmian fusi dan juga merupakan kongres terakhir BU, melahirkan Partai Indonesia Raya atau disingkat PARINDRA, berlangsung 24-26 Des 1935. Sutomo diangkat menjadi ketua. Parindra berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka.


Dr SutomoSelain bergerak di bidang politik dan kedokteran, dr. Sutomo juga aktif di bidang kewartawanan. Ia bahkan memimpin beberapa buah surat kabar. Dalam usia 50 tahun, ia meninggal dunia di Surabaya pada tanggal 30 Mei 1938.

E.S.M Thanks to this links:

- http://www.pendongeng.com/biografi-pahlawan-indonesia/476-pahlawan-nasional-dr-sutomo-1888-1938.html
- http://kolom-biografi.blogspot.com/2011/12/biografi-dr-sutomo.html
»»  Read more...

Sabtu, 24 Desember 2011

IQRA' dalam Konseptual dan Kontekstual

Saudara-saudaraku, dalam postingan kali ini kami terisnspirasi untuk mengangkat sebuah topik yaitu IQRA'. Dimana kalimat pertama pada surat Al-'Alaq yang turun sebagai wahyu dari kitab agung Al-Qur'an ini ternyata merupakan dasar dari semua ilmu pengetahuan yang semakin berkembang pada saat ini.

IQRA' bukan hanya dapat diartikan membaca, ia dapat dimaknai dengan menganalisa, mendengar, melihat, memperhatikan, bahkan berdiskusi pun bisa diaktualisaikan dalam makna dan arti IQRA'

Di dalam sejarahnya, iqra' merupakan metode belajar yang langsung diajarkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW seperti yang kita ketahui dari berbagai sumber sejarah bahwa Muhammad adalah pemuda "Ummy", seorang pemuda yang tidak pernah mengenal baca tulis. Namun, beliau mampu memberi inspirasi kepada ummat manusia dalam segala bidang. Mampu menjadi seorang guru terbaik yang bisa mengilhami pemikiran-pemikiran ummat manusia di muka bumi ini. Bahkan beliau bisa menjadi "public figure" sebagai manusia utama dalam budi pekerti, pemikiran, dan perilaku.

Lantas apa yang bisa menjadikan beliau sedemikian itu?
Terlepas dari kenabian beliau, ternyata wahyu pertama yang beliau terima pada saat "berkhalwat" di gua Hira' merupakan konsep utama di dalam pendidikan dan pengajaran pada segala bidang ilmu pengetahuan ataupun bidang tatanan kehidupan ini.

IQRA' dalam konseptual, kalimat yang mempunyai makna dan arti "membaca" secara etimologi ini adalah sebuah konsep dasar, ya konsep yang sangat mendasar dari semua konsep-konsep dan metoda-metoda dalam pendidikan ataupun pengajaran. Bacalah segala sesuatu yang ada di sekita kita! Bacalah perilaku orang terhadap orang lain! Bacalah buku! Bacalah banyak hal tentang kejadian-kejadian yang pernah terjadi di sekeliling kita! Maka kita akan tahu dan akan mempunyai pengetahuan.

Allah tidak pernah melarang umat manusia -hamba-Nya- untuk berfikir dan menganalisa semua yang terhampar di muka bumi ini. "Bacalah dengan nama Tuhanmu!" Berpikirlah tentang segala sesuatu ciptaan Tuhanmu, Pikirkan bagaimana Tuhan menciptakan sesuatu. Namun 1 hal yang menjadi pantangan yaitu Jangan pernah berfikir bagaimana Allah bisa menjadi Tuhan dan dzat-dzatNya. Begitulah konsep "iqra'" ini.

IQRA' dalam kontekstual, membaca dapat kita terapkan dalam segala hal. Baik pada pengetahuan ilmiyah, pengetahuan religi, bahkan pada kehidupan sehari-hari untuk mencapai kehidupan yang bahagia. Dimana hidup bahagia adalah cita-cita dan harapan semua insan yang pernah dan yang masih hidup di dunia ini. Tidak terbatas kepada mereka yang menyembah Allah ataupun yang menyembah selain kepada Allah.

Saudaraku, mari kita landaskan semua yang diterapkan di dalam kehidupan kita ini dengan IQRA', niscaya kita akan lebih tahu dan lebih bisa bijaksana di dalam bagaimana seharusnya mengaplikasikan kehidupan yang merupakan anugerah Allah yang terbesar ini. Bagi para ilmuwan, IQRA' adalah kunci untuk mencetuskan konsep-konsep keilmuannya. Bagi para pedagang, IQRA' dapat menjadi modal untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya, namun masih tetap dalam batasan sah dan halal. Dan seterusya...

IQRA' merupakan "konsep" yang utama dan sangat mendasar yang fleksibel dengan segala situasi, yang dapat disesuaikan pada "konteks" manapun, dalam bidang apapun. Allahu Akbar
»»  Read more...

Jumat, 23 Desember 2011

Metode Pengajaran Rasulullah kepada sahabat #3

1. Memperhatikan Situasi dan Kondisi
 
Rasulullah berbicara kepada orang lain sesuai dengan kadar intelektual mereka. Suatu pembicaraan yang tidak dapat dipersepsi oleh akal pendengar, terkadang justru menjadikan fitnah. Sehingga yang terjadi tidaklah seperti yang dikehendaki . Rasulullah benar-benar berbicara kepada mereka yang hadir dengan bahasa yang dapat mereka tangkap pengertiannya. Sehingga seorang arab pedalaman dengan kekerasan karakternya mampu memahami. Demikian juga dengan lingkungan arab kota lebih dapat memahaminya. Disamping itu juga beliau memperhatikan daya tangkap, kecerdasan dan kemapuan alami maupun hasil latihan mereka dalam berpikir. Kepada orang yang cerdas beliau cukup memberikan isyarat. Misalnya adalah riwayat berikut:
Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Ada seseorang warga Fazarah menghadap ke Rasulullah, ia berkata, ‘Sesungguhnya istriku melahirkan anak yang berkulit hitam, dan aku tidak mengakuinya.’ Lalu Rasulullah bertanya kepadanya, ‘Apakah kamu mempunyai unta?’ Ia menjawab, ‘Ya.’ Rasulullah bertanya, ‘Apa warna kulitnya?’ Ia menjawab, ‘Kemerahan.’ Rasulullah bertanya, ‘apakah diantara unta itu ada yang berwarna ke-abu-abuan?’ Ia menjawab, ‘Ada’. Rasulullah bertanya, ‘Bagaimana bisa begitu?’, Ia menjawab, ‘Mungkin dipengaruhi oleh faktor keturunan.’ Kemudian Rasulullah bersabda, ‘Nah, anakmu itu juga dipengaruhi oleh keturunan (gen)’.”[1]

Satu-satunya sarana untuk mendudukan orang itu agar mengakui anak yang di-ingkarinya adalah menganalogikan dengan peristiwa yang sering terjadi dilingkungannya, baik berkenaan dengan kehidupan sehari-hari maupun kondisi lingkungan.

Disamping ditujukan kepada akal, pembicaraan beliau juga ditujukan kepada rasa dan nurani. Pembicaraan Rasulullah mampu mengerakan perasaaan dan bahkan menggetarkannya. Beliau dapat menangani berbagai macam persoalan dengan bijak dan hati-hati. Sebagai contoh riwayat berikut:
Dari Abu Umamah Al Bahily, bahwa ada pemuda Quraisy menghadap kepada Rasulullah, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, bolehkan aku berbuat zina?” Kemudian para sahabat berdatangan untuk mencegahnya, namun beliau bersabda, “Biarkan saja.” Dan Beliau bersabda, “Mendekatlah.” Pemuda itu mendekat kepada Rasulullah, lalu beliau bertanya, “Apakah engkau senang bila hal ini terjadi kepada Ibumu?” Ia menjawab, “Tidak demi Allah.” Rasulullah bersabda, “Semoga Allah menjadikanku sebagai tebusanmu.” Beliau juga bersabda, “Orang-orang juga tidak senang bila hal itu terjadi kepada Ibu mereka.” Beliau bertanya, apakah engkau senang bila hal ini terjadi kepada putrimu?” Ia menjawab, “Tidak, demi Allah.” Kemudian Rasulullah bersabda, “Semoga Allah menjadikanku tebusanmu. Beliau juga bersabda, “Orang-orang juga tidak senang bila hal ini terjadi kepada putri mereka.” Begitulah seterusnya hingga pertanyaan kepada saudarinya, ibunya baik pihak ayah dan pihak ibunya. Setiap pertanyaan Rasulullah dijawab oleh pemuda Quraisy itu, “Tidak, Demi Allah.” Kemudian Nabi meletakan tangan beliau ke dadanya, seraya berdo’a, “Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikan hatinya dan peliharalah kemaluannya.”[2]

2. Memudahkan dan Tidak Memberatkan

Untuk meyebarkan dan menyampaikan Islam, Rasulullah menempuh jalan tegas, tetapi memilih yang termudah dan terlonggar dalam mengajarkan hukum-hukum agama kepada para sahabatnya.  Berikut adalah dalil-dalil dari as Sunnah.

“Mengajarlah kalian. Permudahlah dan jangan mempersulit. Dan bila salah seorang di antara kalian marah, maka hendaklah diam.”[3]

“Permudahlah dan jangan mempersulit, gembirakanlah dan jangan membuat orang lari.”[4]
Karena semua inilah Rasulullah menganjurkan para sahabat untuk mendalami persoalan-persoalan agama mereka, memerintahkan kepada mereka untuk menanyakan apa saja yang tidak mereka ketahui serta melarang mereka memberikan fatwa tanpa ilmu.
Salah satu contoh sifat toleran Rasulullah adalah sebagai berikut:

Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Seorang arab badui/pedalaman masuk masjid, kemudian shalat dua rakaat, lalu ia berdo’a, ‘Ya Allah, rahmatillah aku dan Muhammad dan jangan engkau rahmati bersama kami seorang pun.’ Lalu Rasulullah menoleh dan berkata, ‘Kamu hendak menutup sesuatu yang lapang.’ Selang beberapa lama, orang itu kencing di dalam masjid, orang-orang lalu menghampirinya (untuk mencegah). Namun Rasulullah bersabda kepada mereka, ‘Sesungguhnya kalian diutus sebagai orang-orang yang memberikan kemudahan dan tidak diutus sebagai orang-orang yang meyulitkan. Siramkan seember air pada bekas kencingnya itu’.”[5]

Itulah sifat Rasulullah yang selalu lembut dalam menghadapi segala masalah pada masanya, beliau tidak menghujat ataupun mencaci hal-hal yang sifatnya sepele. Sunnguh telah ada Suri tauladan yang baik dalam diri Rasulullah.

3. Pengajaran Kepada kaum Wanita

Di samping pengajaran kepada kaum pria, Rasulullah juga memperhatikan pengajaran kepada kaum wanita. Suatu ketika beberapa orang wanita datang kepada Rasulullah, seraya berkata, “Wahai Rasulullah, kami tidak dapat mengikuti majelismu yang terdiri dari kaum pria, karena itu kami menjanjikan satu hari yang kami gunakan untuk datang kepadamu.” Beliau bersabda, “Tempat yang aku janjikan untuk kalian adalah di rumah Fulan.” Pada hari yang ditentukan dan ditempat yang dijanjikan itu beliau hadir dan memberikan pengajaan kepada mereka.[6]

Di dalam pengajaran Rasulullah itulah para wanita melontarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai hukum yang berkaitan dengan wanita dan Rasulullah memberikan fatwa kepada mereka. Dari Aisyah, ia berkata, “Wanita terbaik adalah wanita Anshar, mereka tidak terhalang dari rasa malu untuk mendalami agama.[7]
Demikianlah sedikit ringkasan tentang bagaimana metode pengajaran Rasulullah kepada para sahabatnya, semoga bisa dijadikan pelajaran yang berharga.

[1] Sahih Muslim, hal 1137 dari dua Hadits, hadits 18 dan 20, Juz II [2] Majma Az Zawa’id hal 129, Juz I
[3] Musnad Imam Ahmad, hal 12, hadist 2136 dan hal 191 hadist 2556 Juz II
[4] Sahih Bukhori bi Hasiyah as sandy, hal 24 Juz I
[5] Bagian kedua dari hadist tersebut yakni peritiwa kencingnya seoran arab badui, disebutkan oleh Al Bukhari dari Ans dan Abu Hurairah, Lih; Fathul Bariy hal 335 dan 336 Juz I, sedang kisah do’anya itu ditempat lain dan ditakhrij oleh Imam Ahmad dengan sanad sahih pada hal 244, hadist 7254 Juz XII dan hal 209 hadist 7786, Juz I
[6] Musnad Ahmad, hal 85 hadist 7351, Juz XIII dan Fathul Bariy hal 206, Juz I
[7] Fathul Bariy, hal 239, Juz I
»»  Read more...

kabar berita dari langit

kampoeng damaikoe